Allah memunculkan insan kesempurnaan ubudiyah


AJARAM MUSLIM - Allah memunculkan insan kesempurnaan ubudiyah

         Pesan yang tersirat ketujuh berasal banyaknya pesan tersirat berasal adanya perbuatan dosa dan maksiat adalah bahwa, allah swt memunculkan di diri hamba- nya kesempurnaan ubudiyah.

Ubudiah yang tepat itu terwujud dengan cara menyempurnakan wahana kerendahan serta kepatuhan. Insan yang paling tepat sifat ubudiahnya ialah yang paling tepat kerendahan, ketundukan, serta ketaatannya pada allah swt.

Seorang hamba rendah di hadapan tuhannya yang haq dengan segala bentuk kerendahan. Dia hina sebab kemuliaan allah swt, rendah di hadapan keperkasaan allah swt, tunduk kepada rububiyah allah swt, rendah sebab faktor karunia serta nikmat tuhan kepadanya. Karena, siapa yang memberimu, berarti beliau telah memperhambakanmu. Hatimu menjadi budaknya, rendah dan  hina. Sebab, engkau  selalu membutuhkan-nya buat memperoleh manfaat serta menolak semua yang berbahaya.

Pada sini ada 2 macam kerendahan dan  perhambaan yang memiliki efek luar biasa. Keduanya menuntut ketaatan dan  kemenangan yang tidak sama berasal yg lain bagi pemiliknya.

  1. kerendahan cinta kasih

  • Ini tidak selaras dari yang sudah dibicarakan sebelumnya. Beliau artinya inti, bahkan ruh serta hakikat berasal cinta. Itulah yg sebenarnya diminta asal seseorang hamba seandainya beliau sadar. Kerendahan ini memunculkan aneka macam macam pendekatan diri, itsar, ridha, syukur, tabah, penyesalan, serta menanggung aneka macam beban berat pada hati orang yang cinta. Seluruh sifat itu tadi tidak dapat dimunculkan oleh khauf (takut) saja atau rajaa' (pengharapan) saja. Seorang sahabat berkata, "cinta kepada-nya memunculkan ketaatan melebihi yg dimunculkan sang rasa takut pada-nya." inilah kerendahan orang-orang yang cinta.

   2.kerendahan maksiat

  • Bila ini tergabung dengan yg pertama, maka gambaran kebajikan dirinya lenyap, jiwanya lebur, kekuatannya lentur, klaim-klaim kesombongannya pupus secara keseluruhan, dan  egoisme serta keangkuhan 'aku ' akan terhapus berasal hati dan  lidahnya. Si miskin ini terbebas dari keluhan-keluhan pembangkangan, keberpalingan, serta penghindaran.

2 syuhud (persaksian/pengakuan) menjadi murni, sehingga tidak tersisa selain 

  1. persaksian yg benar -betul murni terhadap kemuliaan dan  keagungan-nya yg tidak terdapat satu pun makhluk-nya yg menyamai
  2. pengakuan yang benar-benar tulus akan kerendahan serta kemiskinan dirinya berasal seluruh aspek dan  standar. Beliau mengakui kerendahan dan  kemiskinan dirinya. Pula mengakui kemuliaan, keagungan, kekuasaan, dan  kekayaan kekasihnya. Jika kedua pengakuan ini tertanam kuat pada benak, maka tidak terdapat setitik pun kerendahan dan  kebutuhan pada yang kuasa kecuali dia menyaksikan serta mengakuinya.

  • Coba bayangkan kedudukan seperti apa yang dicapai hati mirip ini? 
  • Kedekatan seperti apa yg diperolehnya? 
  • Kenikmatan serta ketenangan macam apa yg dirasakannya?
Maka, sekarang perhatikanlah penyesalan yg terjadi padanya dampak maksiat! Betapa menakjubkannya penyesalan ini! Betapa akbar pengaruhnya! Bagaimana penyesalan itu tiba sehingga menumpas asal dirinya segala klaim kebaikan diri dan  aneka macam macam angan-angan kosong. Kemudian menyebabkan rasa memalukan terhadap amal saleh yang sudah dikerjakannya, kemudian menyebabkannya menganggap banyak terhadap sedikit nikmat tuhan yang diterimanya karena dia sadar bahwa nilai dirinya lebih rendah dari kelayakan menerima nikmat itu. Perasaan seperti itu jua menuntutnya untuk menduga sedikit amal-amal salehnya yg banyaknya segunung sebab merasa bahwa dosa serta keburukannya memerlukan penghapus yg jauh lebih poly.

Akibatnya, beliau senantiasa berbuat baik dan  pada pada batinnya penuh penyesalan terhadap dosa dan  kesalahan. Beliau tunduk, tidak mendongakkan ketua, tidak membusungkan dada. Yg mengantarkannya pada kerendahan perasaan ini tidak lain adalah perbuatan dosanya. Jadi, adakah yang lebih digdaya selain obat ini?

"semoga penghinaan mendatangkan kebanggaan sesudahnya siapa tahu badan itu akan menjadi sehat karena penyakit."

Arti kabar ini artinya bahwa jika seseorang hamba melihat kebaikan diri, maka hidungnya membesar, jiwanya mengembang, lalu menyangka dirinya besar  serta mulia. Akan tetapi Bila diuji dengan dosa, maka dirinya merasa mungil, hina, dan  konfiden bahwa beliau hanya hamba yang lemah.

loading...
Blogger
Disqus

No comments

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
close