Apa itu adab ? serta cara-cara istinja

AJARAM MUSLIM- Apa itu adab ? serta cara-cara istinja

     Istinja’ adalah menghilangkan najis atau menipiskannya dari lubang kencing atau memahami. Asal asal kata an-naja’, adalah terlepas berasal penyakit; arai asal an-najwah yang merupakan: tanah tinggi; atau dari an-najwu, artinya: suatu yg keluar berasal dubur. Bersuci semacam ini pada syara’ disebut istinja’, karena orang yang beristinja’ berusaha melepaskan diri berasal penyakit dan  berupaya menghilangkannya asal dirinya, serta pada biasanya berlindung pada kembali gundukan tanah yang cukup tinggi dan  semisalnya, supaya bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang.

Istinja’ hukumnya harus, hal mana ditunjukkan oleh sabda rasulullah saw, sebagaimana yang akan kita bahas nanti.


Alat istinja’


Istinja; boleh dilakukan menggunakan air mutlak. Cara inilah yang utama pada bersuci dari najis, pada samping boleh jua menggunakan menggunakan benda padat apa saja, berasal kasat hingga bisa menghilangkan najis, mirip batu, daun dsb.

     Akan tetapi yg lebih utama, hendaklah pertama-tama berisitinja; dengan batu dan  semisalnya, lalu barulah memakai air. Sebab, batu itu bisa menghilangkan ujud najis, sedang air yg dipergunakan selesainya itu dapat menghilangkan bekasnya tanpa kecampuran najis. Tetapi demikian, kalau hendak memakai keliru satu pada antara keduanya, tentu airlah yg lebih afdhal, karena ia menghilangkan ujud najis dan  bekasnya sekaligus, lain halnya selain air. Adapun jikalau hanya menggunakan batu dan  semisalnya, maka dipersyaratkan benda yang dipergunakan itu cukup kemarau; hendaklah dipergunakan selagi yang keluar berasal qubul atau dubur itu belum kering; kotoran yang keluar itu jangan sampai melampaui hingga pada bagian atas pantat, atau bagian atas pada zakar, atau wilayah lebih kurang liang kencing di wanita; kotoran itu jangan hingga berpindah berasal tempat yang dikenainya sewaktu keluar. Demikian pula dipersyaratkan, benda yg dijadikan indera pengusap itu tidak kurang dari 3 batu, atau 3 benda lain penggantinya. Jikalau menggunakan tiga benda itu belum jua bersih kawasan munculnya kotoran tersebut, maka boileh ditambah, serta disunatkan jumlahnya gasal: 5, tujuh dan  seterusnya, umpamanya.

Al-bukhari (149) dan  muslim (271) telah meriwatkan berasal anas bin malik ra, beliau bersabda:

 كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ، فَاَحْمِلُ اَناَ وَغُلاَمٌ

Pernah rasulullah saw masuk kakus. Maka, aku  beserta seorang anak sebaya aku  membawakan sebuah bejana berisi air dan  sebatang tombak pendek. Kemudian beliau beristinja’ dengan air itu.

  • Al-khala’: tempat kosong, maksudnya kakus.
  • Idawah: bejana mungil dari kulit.
  • anzah: tombak pendek yg ditancapkan di depan daerah sujud, sebagai pembatas.
  • Yastanji: membersihkan diri berasal bekas najis.


Al-bukhari (155) serta lainnya, jua meriwayatkan berasal ibnu mas’ud ra, dia mengatakan:

 اَتىَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْغَائِطَ، فَاَمَرَنِى اَنْ اَتِيَهُ بِثَلَثَةِ اَحْجَارٍ

Nabi saw mendatangi kawasan membuang hajat, lalu dia menyuruh aku  membawakan buat beliau tiga butir batu. Al-gha’ith: tanah konkaf kawasan membuang hajat; dan  dipergunakan juga buat menyebut sesuatu yang keluar dari dubur.

Abu daud (40) dan  lainnya meriwayatkan asal ‘aisyah ra, bahwa rasulullah saw bersabda:


 اِذَا ذَهَبَ اَحَدُكُمْ اِلَى الْغاَئِطِ فَلْيَذْهَبْ مَعَهُ بِثَلَثَةِ اَجْحَارٍ يَسْتَطِيْبُ بِهِنَّ، فَاِنَّهَا تُجْزِئُ عَنْهُ.

Apabila seseorang dari engkau  sekalian pergi membuang hajat, maka hendaklah membawa serta tiga butir batu buat beristinja’. Sesungguhnya 3 batu itu akan mencukupinya.

Yastathibu: menyehatkan diri, maksudnya: beristinja’. Diklaim demikian, karena orang yang beristinja’ itu menyehatkan dirinya menggunakan menghilankan kotoran dari temapt munculnya.

Sedang abu daud (44), at-tirmidzi (3099) dan  ibnu majah (357) meriwayatkan dari abu hurairah ra, berasal nabi saw, dia bersabda:

 نَزَلَتْ هَذِهِ اْلاَيَةُ فِى اَهْلِ قُبَاءَ

Ayat beikut ini turun mengenai orang-orang quba’: “di dalamnya (masjid quba’) terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan  allah menyukai orang-orang yang higienis (q.S. At-taubah 108).

Sabda nabi: “mereka beristinja’ menggunakan air, sang karenanya maka turunlah ayat ini.” muslim (2622) meriwayatkan juga berasal salman ra, berasal rasulullah saw, dia bersabda:

 لاَ يَسْتَنْجِى اَحَدُكُمْ بِدُوْنِ ثَلاَثَةِ اَجْحَارٍ

Janganlah seorang dari engkau  sekalian beristinja’ menggunakan kurang asal tiga butir batu. Sedang al-nukhari (160) dan  muslim (237) meriwayatkan berasal abu hurairah ra, bahwa rasulullah saw bersabda:

 وَمَنِ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوْتِرْ

Serta barangsiapa beristijmar, maka ganjilkanlah. Istijmara: beristijmar, yakni mengusapkan al-jimar (batu bata kecil).

loading...
Blogger
Disqus

No comments

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
close