Umrah & haji penghapus dosa dan masuk surga

AJARAM MUSLIM - Umrah & haji penghapus dosa dan masuk surga 

     Diriwayatkan sang abu hurairah ra., rasulullah saw., bersabda:umrah ke umrah merupakan penghapus dosa di antara keduanya serta haji yg mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga .” (hr. Bukhari – muslim)

Diriwayatkan sang abu hurairah ra., 

seseorang bertanya kepada rasulullah saw., “perbuatan apa yang paling baik?” 
beliau menjawab: “iman kepada allah serta rasulnya.
orang itu berkata: “lalu apa lagi?
dia menjawab: “jihad dijalan allah.
orang itu berkata: “lalu apa?
dia menjawab: “haji mabrur.(hr. Bukhari muslim)

Diriwayatkan sang ali bin abi thalib ra., 

rasulullah saw., bersabda: “barangsiapa yg mempunyai bekal dan  tunggangan yg bisa membawanya ke baitullah, tetapi beliau tak menunaikan haji maka baginya kematian dalam keadaan yahudi atau nashrani. Allah berfirman dalam kitabnya:

وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلٗاۚ

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap allah, yaitu (bagi) orang yg sanggup mengadakan pejalanan ke baitullah.” (ali imran [3]:97) (hr. Tirmidzi)

Diriwayatkan sang anas bin malik ra., 

seseorang bertanya: “apa yg dimaksud dengan ‘Alaihi Salam-sabila?
beliau menjawab: “bekal serta tunggangan.(hr. Hakim)

Ketahuilah pekerjaan haji dibagi menjadi 3 bagian:

Rukun haji: ihram, wuquf, mencukur rambut, thawaf ifadhah serta sa’i. Berkenaan menggunakan mencukur rambut ada yang berkata itu bukan rukun haji.

Wajib  haji: ihram dari miqat, melempar jumrah yang 3 (ini tak terdapat disparitas pendapat), menggabungkan antara malam serta siang dalam wukuf di arafah (yaitu berdiam sejenak setelah surya terbenam), mabit di muzdalifah, mabit di mina di malam tasyrik, thawaf wada’ (pendapat yang paling benar adalah thawaf wada’ hukumnya wajib , tetapi tidak ada yang mengatakan sunah).

Sunnah haji: semua yg disyariatkan dalam ibadah haji asal perkataan dan  perbuatan, mirip membaca talbiyah, zikir serta doa, thawaf qudumm, istilam ke hajar aswad (mengangkat tangan kanan sambil membaca: bismillah allah akbar), lari-lari mungil serta lain-lain.

Hukum dari ketiga hal tersebut merupakan sebagai berikut :

Rukun haji, ialah pekerjaan yang wajib dikerjakan dan  tidak legal ibadah haji apabila meninggalkan galat satunya. Ia tak dapat diganti dengan dam (hukuman)

Wajib haji, barangsiapa yg meninggalkan galat satu darinya maka harus membayar dam. Ibadah hajinya permanen sah, baik beliau meninggalkannya dengan sengaja atau tidak. Akan tetapi bagi yg meninggalkannya menggunakan sengaja beliau berdosa.

Sunah haji, tidak berdosa serta tak harus membayar dam bagi orang yg meninggalkannya, serta hajinya tetap legal. Hanya saja hilang keutamaan ibadah sunah.

Hadis ini dia menjelaskan holistik amalan pada ibadah haji. Diriwayatkan oleh jabir ra.

Rasulullah saw., menunaikan ibadah haji serta kami keluar bersama dengannya sampai kami datang di dzul hulaifah. 

Kemudian rasulullah saw., melakukan shalat pada masjid. Sesudah itu, dia naik onta serta ketika hingga di daerah baida

beliau membaca talbiyah: “labaik allahumma labaik, labaika laa syarika laka labaik, inna al-hamda wa an’nimatah laa wa al-mulk, laa syarika laka.” ( ya allah saya menyambut seruanmu, aku  menyambut seruanmu tidak ada sekutu bagimu, aku  menyambut seruanmu, sesungguhnya segala puji, kenikmatan dan  kekuasaan hanya milikmu, tidak ada sekutu baginya). Saat hingga pada masjid haram, dia melakukan istilam (mengangkat tangan kanan atau mencium) ke hajar aswad, lalu melakukan thawaf dengan berlari kecil dalam tiga putaran pertama serta berjalan dalam empat putaran (terakhir). Lalu mendatangi maqam ibrahim serta melakukan shalat pada sana. Kemudian balik  ke hajar aswad dan  melakukan istilam (mengangkat tangan dan  mengarah telapak tangan ke hajar aswad).

Kemudian keluar dari pintu masjid menuju shafa


Saat mendekati shafa dia membaca:inna ash-shafa wa al-marwata min sya’airillah. Abda’u bi maa bada’a allah bihi.” (sesungguhnya shafa serta marwa artinya sebagian dari syiar allah. Aku  memulai dengan apa yg dimulai oleh allah)

lalu dia naik ke shafa hingga beliau bisa melihat ka’bah. Dia menghadap ke kiblat dan  membaca kalimat tauhid serta takbir: lailahaillallah wahdahu laa syarika lahu, lahu al-mulku wa lahu al-hamdu wa huwa ‘ala kulli sya’in qadiir. Lailahaillallah wahdahu anjaza wa’dahu, wa nashara ‘abdahu wa hazama al-ahzab wahadah (  tidak terdapat tuhan selain allah yang esa, tidak terdapat sekutu baginya, miliknya seluruh kekuasaan serta miliknya semua kebanggaan, serta beliau berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada ilahi selain allah yang esa, sudah terlaksana janjinya, dan  telah menolong hambanya dan  telah mengalahkan pasukan musuh menggunakan sendiri). Kemudian beliau membaca doa sebesar tiga kali. Lalu berjalan menuju bukit marwah, sampai pada bathn wadi (sekarang antara dua pilar hijau) beliau berlari-lari mungil, saat naik ke bukit marwa beliau berjalan biasa. Pada bukit marwa beliau melakukan seperti di bukit shafa.

Ketika hari tarwiyah kaum muslimin menuju mina serta rasulullah menaiki onta. Disana dia mengerjakan shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya’ serta shubuh. Lalu berdiam sampai terbit mentari .

Kemudian melanjutkan bepergian hingga sampai di arafah, beliau mendapati kubah yg sudah musnah pada namirah. Dia berhenti disana, hingga saat surya tergelincir beliau menuju bathn wadi dan  memberikan khutbah pada kaum muslimin. Kemudian dikumandangkan azan zhuhur dan  mendirikan shalat ashar (jama’ taqdim), dia tidak mengerjakan shalat sunah diantara keduanya (zhuhur dan  ashar). Sehabis itu, dia menaiki onta menuju ke kawasan wuquf, disana ontanya didudukkan dengan perutnya menyentuh padang pasir. Lalu dia menghadap kiblat, dan  dia terus melakukan wukuf sampai terbenam mentari  dan  rona kekuning-kuningan di langit hilang sedikit.

Beliau meneruskan bepergian sampai sampai di muzdalifah, dia melakukan shalat maghrib dan  isya’ dengan satu azan dan  2 iqamah. Dia tidak melakukan shalat sunah diantara keduanya (magrib dan  isya). Kemudian membaringkan badannya hingga terbit fajar dan  mengerjakan shalat subuh. Lalu menaiki onta hingga datang di masy’aril haram, beliau menghadap kiblat, berdoa, membaca takbir serta lailahaillallah. Beliau terus berdiam sampai langit kekuning-kuningan. Lalu pergi sebelum matahari terbit hingga datang pada jumrah al-kubra, beliau melempar jumrah menggunakan tujuh kerikil mirip ketepil. Dia membaca takbir setiap melempar satu kerikil, dia melemparnya asal bathn wadi. Kemudian pulang ke daerah penyembelihan (al-manhar) serta menyembelih binatang. Kemudian menaiki onta menuju masjid haram serta shalat zhuhur pada mekkah.” (hr. Muslim)

Rasulullah saw., bersabda:aku  menyembelih hewan kurban pada sini. Dan  mina seluruhnya artinya kawasan penyembelihan (al-manhar).saya melakukan wukuf pada sini, serta arafah seluruhnya tempat wukuf.(hr. Muslim)

Diriwayatkan sang jabir ra., rasulullah saw melempar jumrah di hari nahar ketika dhuha. Sedangkan hari selanjutnya sehabis surya tergelincir.(hr. Muslim)

loading...
Blogger
Disqus

No comments

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
close