Seberapa pantas kita akan menunggu?

AJARAN  MUSLIM - Seberapa pantas kita akan menunggu?


Dibutuhkan saat sekitar 9 bulan 10 hari, setiap janin yg berada pada kandungan akan siap terlahir. Diharapkan 7 hingga 10 tahun, seseorang anak akan hingga ke masa balig, di saat taklif keberagamaan dikenakan baginya. Diperlukan hampir 25 sampai 40 tahun lamanya, semenjak kita terlahir, sekedar buat mumpuni bersikap sahih-benar dewasa, yakni suatu masa, di saat kita mulai mampu menertawakan diri sendiri. Karena selama ini, baru disadari betapa lucunya kita sudah menjalani hidup. Dan  diharapkan hampir 1 jam lamanya goresan pena ini mampu dirampungkan, selesainya 1 jam yang lalu hanya judulnya saja yang sudah lebih dulu terdapat.

Hampir segala hal yg berproses ke arah sempurna, terikat oleh jalannya waktu. Dan  insan sebagai makhluk yang ditakdirkan buat hidup serta terus berkembang, tidak mungkin terhindar asal keadaan bernama “menunggu”.

Pendek kata, seluruh manusia pasti pernah merasakan dan  mengalami sebuah proses penantian, yg tidak lain ialah menunggu ini dan  itu.

Buat menjadi pohon menjulang, sebutir bibit perlu ditanam. Menunggu sekian lama   buat tumbuh serta berkembang meninggi. Perlu terus dipupuk serta disiram.

Buat memetik buah yang ranum-anggun, kita harus menunggu bunga berubah wujud sebagai butir. Pun butir, dari mentah sebagai matang.

Untuk menyantap sepiring nasi, kita mesti menunggu beras matang dimasak. Dan  sebelum beras didapat, kita pun mesti menunggu bulir padi dipanen, buat kemudian menunggunya lagi selesai digiling. Sehabis sebelumnya, hampir 4 bulan lamanya ditanam dirawat para petani.

Buat pergi jauh ke negeri seberang, di tepian lautan kita menunggu kapal yg akan tiba. Buat dapat terbang melaju pada pesawat, kita mesti menunggu dulu hingga punya tiket. Dan  agar mampu membeli tiket kita wajib  menunggu terlebih dulu punya uang.

Buat diupah, kita mesti menunggu sesudah lebih dulu bekerja. Buat sebagai bos, biasanya kita harus sabar menunggu terlebih dulu belajar sebagai bawahan.

Buat mendapatkan sederet gelar, tak mampu tidak, kita wajib  telaten memulainya asal bangku TK nol mungil hingga tingkatan 1, dua, tiga serta seterusnya.

Menunggu artinya tugas yang harus kita jalani. Jadi jangan pernah merasa serta gampang mengatakan bahwa menunggu merupakan sesuatu yang membosankan buat kita lakukan. Sebab pada menunggu, poly hal yang mampu kita lakukan. Dengan menunggu, banyak pula hal yang akan mampu kita rampungkan. Asal saja kita tahu, bagaimanakah sebenarnya cara menunggu.

Orang yang senantiasa berpikir positif, akan menunggu secara aktif. Pada menunggu, beliau akan menyiapkan aneka macam hal buat dilakukan. Sebab beliau sadar bahwa sesungguhnya menunggu itu meniscayakan sesuatu yang akan tiba, maka dia akan bersiap sedia buat melakukan penyambutan di apa dan  siapapun yang sedang dinantikan.

Seseorang yg akan kedatangan tamu , setidaknya akan tergerak untuk menggelar karpet indah  buat dilewati, kursi yg nyaman buat diduduki, minuman segar serta hidangan lezat-pilihan untuk disuguhkan.

Pada menunggu tiap hal, terdapat konsekwensi yg tidak selaras jua.

Bagaimana kita yang muda menunggu tua? Kita yg miskin menunggu kaya? Kita yang kikir menunggu gemar memberi? Kita yang ingkar menunggu taat?

Bagaimana kita yg malas menunggu rajin? Kita yg hayati menunggu tewas? Akankah kita hanya menunggu, tanpa berbuat apapun?

Bagaimana kita yg tak beramal baik akan menunggu pahala berlimpah? Bagaimana kita yang tidak pernah menanam benih akan pernah menunggu ketika memanen buah?

Buat menunggu, diperlukan upaya konkret. Dalam menunggu, kita tidak mungkin diam tidak melakukan apa-apa.

Bila tidak, pantaskah kita diklaim sebenar-benarnya menunggu?

loading...
Blogger
Disqus

No comments

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
close