Cerita dan kisah konkret keajaiban doa
AJARAM MUSLIM - Cerita dan kisah konkret keajaiban doa
Pada artikel ini dia akan diceritakan mengenai cerita-cerita atau kisah-kisah konkret tentang keajaiban suatu doa bagi para pendoanya. Cerita-cerita atau kisah-kisah ini dia ialah apa yang dialami seorang penulis asal sebuah buku perihal keajaiban doa dan juga kisah-kisah konkret yang dialami oleh orang-orang terdekat asal penulis kitab tadi.Pada suatu hari penulis kitab tadi berkunjung ke tempat tinggal seorang kerabat. Secara tak sengaja penulis menemukan kitab setebal 500-an laman berjudul formasi doa berdasarkan hadits serta al-qur’an. Sayangnya, penulis itu lupa nama pengarang kitab itu. Namun, yg absolut kitab itu sudah mengganti hayati penulis begitu rupa.
Didorong rasa keingintahuan yang besar , terutama yang berkenaan menggunakan ilmu pengetahuan agama islam, buku bersampul coklat polos tadi eksklusif memikat hati oleh penulis. Penulis pun membuka lbr demi lbr page buku itu. Mata penulis tertumbuk pada beberapa hadis dan ayat al-qur’an tentang hal yang tengah penulis minati. Contohnya, pengetahuan seputar masalah perempuan .
Selesainya menyibak halaman demi laman kitab tersebut, penulis terkesima pada satu page yang berisikan hadis tentang obat asal segala penyakit, atau cara menyembuhkan diri asal penyakit. Dada penulis berdentum hebat. Inilah jawaban terbesar yg penulis cari selama hidup. Didorong perasaan tidak sabar, segera penulis menelusuri satu demi satu tulisan dalam buku itu. Usai membacanya, rasa lega menyelimuti sanubari penulis, serta saking bahagianya datang-tiba mata berkaca-kaca. Rasanya, sulit dilukiskan.
Tak ada satu bahasa mana pun pada dunia ini yang bisa menyebutkan isi hati penulis waktu itu. Sebab, apa yg puluhan tahun menindih batin oleh penulis kini telah terlepas seketika. Seakan apa yang menyumbat kerongkongan lumer sehingga menghasilkan penulis dapat bernapas dengan plong. Ibarat bisul yg pecah, beban yang penulis rasakan tinggal hanya menyisakan bekas semata. Bekas itu pun tidak lama lagi akan menghilang tanpa jejak.
Bagaimana tidak, hadis itulah pelita hayati penulis ke depan. Hadis itulah yang mengganti bepergian hidup penulis begitu drastis. Sebelum membaca hadis itu, penulis praktis sekali jatuh sakit, terutama sakit pencernaan atau problem lambung. Oleh penulis bisa jatuh sakit hanya sebab sedikit kesibukan. Bahkan banyak berpikir menghasilkan penulis mirip orang kehilangan tenaga, apalagi menganalisis suatu hal yang berat. Stres, dapat saja mengakibatkan penulis diboyong ke rumah sakit, minimal berobat kepada dokter keluarga yang semenjak balita merawat penulis. Menjadi wanita aktif, hal itu tentu sangat menyiksa, terkurung dalam ketidakberdayaan.
Sakit tersebut membuat penulis merasa tidak akan menjadi siapa-siapa. Namun, selesainya membaca hadis itu hati penulis sebagai tenang. Garis-garis harapan mulai terukir di kepala penulis. Penulis merasa bagai seseorang yang tanggal bebas setelah sekian usang terpenjara pada jeruji penyakit. Kesabaran oleh penulis selama ini sudah berbuah cantik. Beliau mengatakan, terima kasih, ya allah swt.
Sebagaimana instruksi pada hadis tersebut, penulis mempraktikkannya, terutama kala dilanda sakit, menggunakan cara memegang bagian yg sakit, kemudian membaca doa yg dianjurkan dalam buku itu. Sayang, penulis tidak ingat lafal arabnya.
Alhamdulillah, penulis dikaruniai allah swt ingatan yang kuat pada hafalan bahasa indonesia. Penulis mengingat arti doa tadi berbunyi:
“bismillahirrahmanirrahim, menggunakan menyebut nama engkau ya allah swt, saya berlindung dalam kekuasaan-mu ya allah swt dari kejahatan penyakit ini. Amin.”
Ketika penulis membaca terjemahan doa itu, penulis menyentuh atau kadang-kadang mengusap-usap bagian tubuh yg sakit, lalu melepaskannya saat doa usai dilafalkan. Penulis melakukan hal itu dalam hitungan gasal: tiga, lima, atau tujuh.
Menakjubkan, sakit yg penulis rasakan hilang seketika. Semenjak itu, penulis selalu merasa fit, dan hati penulis pun kian merasa dekat dengan-nya. Momok dalam hayati sejak kecil sampai menginjak usia 35 tahun yang penulis rasa, telah dilepaskan-nya secara sempurna.
Seluruh hal itu terjadi pada luar nalar dari oleh penulis. Dahulu Bila sakit, pikiran penulis selalu tergiring pada satu kewajiban yaitu bertemu dokter, kemudian meminum obat. Namun, sejak menemukan serta mempraktikkan doa itu, penulis seolah tak membutuhkan dokter mana pun pada global ini. Dokter keluarganya pernah mengatakan, “kamu bakal sakit ini terus sampai tua kalau tidak terdapat obatnya...”.
Tapi sekarang hal itu menjadi kenangan belaka. Alhamdulillah, hingga sekarang doa itu pun telah membantu banyak orang, terutama orang-orang pada sekitar penulis. Doa itu juga mengubah hidup beberapa teman penulis, keliru satunya teman karib yang masih seseorang gadis. Gadis yang pernah merantau ke batam ini sempat menjadi korban kejahatan setan, serta sembuh menggunakan membaca doa tersebut.
loading...